Selasa, 06 Juli 2010

Digembalakan atau Dikandangkan ?


Di Indonesia, ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan dari ternak ini adalah lebih tahan penyakit dibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyak mengandung resiko.

Umumnya, itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah dari sawah satu ke sawah yang lain. Dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaannya dari sistem tradisional ke sistem intensif dengan
cara dikandangkan. Itik tidak lagi digembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri,tetapi pakan dan minum disediakan dalam kandang. Air untuk berenang-renang tidak disediakan sehingga itik hanya memanfaatkan energinya untuk produksi telur.

Keuntungan pemeliharaan itik secara intensif adalah produktivitas telur lebih tinggi, kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin serta biaya pemeliharaan lebih efisien. Produksi telur itik yang dipelihara dengan cara digembalakan rata-rata 124 butir/ekor/tahun, sedangkan dengan sistem pemeliharaan intensif telurnya dapat mencapai lebih dari 200 butir/ekor/tahun.

Dengan kata lain, itik yang dikandangkan mampu menghasilkan telur yang lebih banyak dengan produksi yang lebih stabil dan lebih baik mutunya daripada yang digembalakan. Pertimbangan ekonomis lainnya untuk memelihara ink secara intensif

adalah dapat menghemat tenaga. Seorang peternak dalam sistem penggembalaan hanya mampu merawat paling banyak 500 ekor itik, sedangkan dengan cara dikandangkan mampu merawat ribuan ekor itik sekaligus, dengan demikian biaya tenaga kerja lebih sedikit dan usaha ini cocok dijadikan usaha keluarga.


0 komentar:

Posting Komentar